Monday, 19 February 2024

The First and The Last (𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 𝗟𝗢𝗡𝗚 𝗧𝗘𝗞𝗦)

 

Kim Sunoo as Seajayana (20th)
Yang Jungwon as Javjayana (15th)


"Pukul dua belas tepat terjadi kecelakaan antar truk dan mobil. Menewaskan dua orang dan dua anak yang mengalami luka kecil dan satu supir truk yang mengalami luka parah". Bau obat obatan khas rumah sakit membangunkan seorang anak yang bernama Javjayana, ia membuka mata kecilnya dan melirik sekitarnya. Suster memeriksa keadaannya, dan mengganti air infusnya. Anak itu terlihat kebingungan dengan perilaku orang dewasa yang sedang mengganti air infus itu, ia berusaha untuk mengatakan sesuatu tapi itu ia urungkan karena mendengar dari luar bahwa ada kecelakaan yang menimpa satu keluarga yang berencana akan piknik di taman kota. Ia berusaha mendudukkan dirinya dikasur rumah sakit itu, dan saat berasil mendudukkan diri di kasur itu ia langsung mencari keberadaan sang kakak.

Disisi yang lain..

Sang kakak masih tertidur lelap dengan bibir yang bisa dikatakan pucat. Dokter dan suster berusaha sebisanya untuk membuat anak itu sehat kembali namun sepertinya membutuhkan waktu yang lama. Seseorang memasuki ruangan itu. Dokter terkejut bahwa yang memasuki ruangan itu adalah adik sang pasien ini. Suster langsung mendatangi anak itu. Ia bertanya "itu, kakakku kenapa dia disana?" ucapnya. Orang dewasa yang berada didalam ruangan merasa iba dengannya. Tidak ada jawaban untuk menjawab pertanyaannya itu, ia mendekatkan dirinya pada sang kakak dan berusaha membangunkannya. Sang kakak akhirnya sedikit tersontak saat sang adik menggoyangkan tangannya. Anak yang bernama Seajayana bangun. "Kakak!" seru sang adik yang bernama Javjayana. Sea tentu saja mengenal suara adiknya itu, dia menoleh lemas ke arah adiknya dan tersenyum. Dokter dan suster tetap memantau mereka.

Akhirnya mereka berdua dipindahkan dari kamar yang memiliki kasur satu menjadi kamar yang memiliki dua kasur. Sang kakak memandang adiknya sendu. Sejujurnya ia sudah diberitahu oleh Dokter disana bahwa berita duka menimpa mereka, kedua orang tuanya telah berpulang kepada sang pencipta. Sea ikut bermain bersama Jav, lalu tak disangka sang adik menanyakan hal yang membuat sang kakak merasa bingung. "kak, kita kan sudah bertemu. lalu dimana mama dan papa?" ucapnya. Tentu sang kakak tidak bisa berbuat apa apa dengan pertanyaannya. Jav membubarkan lamunan sang kakak dan bertanya kembali tentang kedua orang tuanya itu.

Hari berganti. Kini kedua kakak beradik itu berada tepat dirumah kediaman sang kedua orang tuanya itu, mereka mengenakan pakaian berwarna hitam. Jav tak henti henti meneteskan air matanya dan Sang kakak hanya diam. Mereka berkerja sama untuk membersihkan rumah. Mereka telah menyelesaikannya dan mereka merebahkan dirinya di sofa. "kak, kalo misalnya Mama dan Papa liat kita telah membersihkan rumah sendiri apa ya reaksi mereka" Jav berkata sambi terkekeh kecil, "mungkin mereka akan mebelikan kita mainan atau kita akan dicium terus menerus" jawab Sea dengan kekehannya. Mereka tetap bersyukur masih memiliki satu sama lain walau kedua orang tuanya telah tiada.

"Jav ayo makan dulu, kakak telah menyiapkan makanannya" ucap yang lebih tua, "siap kakak!" seru yang lebih muda. Sea sudah diajarkan mamanya bagaimana caranya memasak nasi maupun membuat masakan kecil, sedangkan sang adik masih terlalu dini untuk memahami hal ini. "kakak! ini sangat enak, seperti masakan mama!" sorak Jav, Sea hanya tersenyum teduh melihat sang adik tercintanya makan dengan lahap masakannya itu.

Dua hari dari hari itu telah tiba, Sea memasak sarapan untuknya dan tentu saja adiknya itu. Jav baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah khas bangun tidurnya itu, "Jav! sudah kakak katakan, mandi dahulu baru kemari astaga" keluh Sea. Jav yang malas mendengarkan ocehan sang kakak lalu berbalik kearah kamarnya untuk mengambil seragam dan mandi. Sea asik memakan sarapannya dengan menonton serial drama favoritnya, lalu terdengar teriakkan dari arah kamar kecil itu. Sea segera mendatangi sumber suara. "Jav? apa yang terjadi mengapa kau berteriak?" panik sang kakak, "Kak! ada cicak disini, tolong kak aku kakak!" serunya. Jav membukakan pintu lalu mebiarkan kakaknya masuk dan mengusir ciciak itu, "sudah hilang, lanjutkan mandimu" ucap Sea. Kini Jav bersiap menggunakan sepatunya setelah menyelesaikan sarapannya bersama sang kakak, "kak, nanti aku pulang agak sorean ya" ucapnya, "baiklah, tapi jangan lewat jam makan malam ya" jawab Sea.

Jav memasuki kelasnya dan disambut ramah oleh anak kelasnya, "Jav! akhirnya kau datang lagi kesekolah, kami kangen denganmu!" ucap anak sekelas Jav. Tentu saja ia tak bisa mengontrol diri dari rasa malu maupun rasa senang karena itu bercampur menjadi satu. Jav diberikan makanan ringan semacam keripik dari sahabatnya itu, "untukmu karena teman terbaikku telah masuk kembali!" serunya.

Sea membuka pintu dan memasuki ruangan itu, ia mencari kursi yang masih belum ada pemiliknya lalu mendudukkan dirinya disitu. Dosen masuk kekelas dan menyapa. Sea menoleh ke arah jam tangan yang ia kenakan lalu kembali mengerjakkan tugas yang telah di berikan dosennya itu. Sekarang jam pagi kuliah Sea telah selesai, ia memiliki kelas lagi pada jam dua belas nanti. Maka dari itu Sea menyempatkan dirinya mencari pekerjaan part time dimanapun demi mencukupi kebutuhan setiap harinya bersama sang adik.

Jav pergi ke cafe untuk kerja kelompok pelajaran bersama teman temannya, ia membuka pintu toko dan disapa oleh karyawan disana. Temannya mengajak Jav untuk duduk dahulu dan mengeluarkan laptop. Teman Jav memanggil salah satu karyawan untuk memesan kue disana, awalnya Jav hanya berfokus dengan pekerjaan dilaptopnya namun fokusnya dibubarkan dengam suara orang yang terasa ia kenali. Ia menoleh kesumber suara dan benar itu kakaknya yang sedang mengerjakan kerjaan part timenya. Tentu saja hal itu membuat Jav dan Sea kaget.

"kak? kenapa kerja?" tanya Jav, Sea hanya diam bingung akan menjawab apa pada adiknya ini. Jav sudah tidak anak kecil lagi, ia paham dengan kondisi ekonomi mereka berdua. "kakak hanya bekerja saat kakak tidak ada jam kuliah, agar kita tetap bisa hidup tanpa bergantungan pada Paman atau Bibi" jelas Sea. Tentu Jav yang mendapatkan balasan seperti itu ia tidak bisa berkutik.

Malam datang, membangunkan perut Jav yang sedang tenang menjadi berbunyi memberi kode minta diberikan asupan. Jav membuka pintu kamarnya dan tidak sengaja melihat sang kakak yang baru saja masuk dari pintu utama. "Kak, abis darimana?" tanya Jav yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat kakaknya yang baru saja masuk dari pintu utama. "Kakak baru saja membeli stock mie jika kamu lapar malam-malam" jawab Sea, Jav hanya mengangguk paham.

Jav merasa terharu melihat dedikasi kakaknya untuk memastikan bahwa mereka tidak kekurangan apa pun, meskipun dalam situasi sulit setelah kehilangan kedua orang tua mereka. Dia menyadari betapa beratnya tanggung jawab yang ditanggung kakaknya, dan dia merasa bersyukur memiliki kakak yang begitu kuat dan peduli. Malam itu, mereka berdua duduk di meja makan, menikmati mie instan yang disiapkan oleh Sea. Meskipun sederhana, momen itu penuh makna bagi mereka berdua. Mereka berbagi cerita tentang hari mereka, tertawa, dan saling menguatkan satu sama lain. Setelah makan malam, mereka berdua berjalan-jalan di halaman belakang rumah. Langit gelap dihiasi oleh gemerlap bintang, dan udara malam yang sejuk menyegarkan. Mereka duduk bersama di bawah pohon favorit mereka, saling berbagi harapan dan impian mereka untuk masa depan.

"Kak, aku ingin kita tetap kuat bersama," kata Jav dengan lembut, "Aku tahu kita telah kehilangan banyak, tapi kita masih punya satu sama lain." Sea tersenyum pada adiknya dan memeluknya erat. "Kita akan melalui ini bersama, Jav. Kita adalah keluarga, dan kita akan selalu saling mendukung." Mereka berdua duduk di bawah langit malam yang tenang, merasakan kehangatan satu sama lain dan menguatkan tekad untuk menghadapi masa depan dengan penuh semangat. Meskipun perjalanan mereka penuh dengan tantangan, mereka tahu bahwa selama mereka bersama, mereka bisa mengatasi segalanya. Dan dengan itulah, mereka memulai babak baru dalam hidup mereka, bersama-sama menghadapi dunia dengan keberanian dan kekuatan yang mereka temukan dalam satu sama lain.


Hari-hari berlalu, Sea dan Jav terus menjalani kehidupan mereka dengan penuh semangat dan keteguhan hati. Sea terus bekerja keras untuk menyambung hidup mereka berdua, sementara Jav dengan tekun mengejar pendidikannya di sekolah. Meskipun mereka menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, Sea dan Jav selalu saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Mereka belajar untuk bertahan dalam kesulitan dan merayakan setiap keberhasilan kecil yang mereka capai bersama. Setiap hari adalah kesempatan baru bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Sea terus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk adiknya, sementara Jav gigih mengejar cita-citanya untuk mencapai impian mereka bersama. Meskipun kehilangan kedua orang tua mereka masih meninggalkan luka yang dalam, Sea dan Jav belajar untuk menerima kenyataan dan memilih untuk melangkah maju dengan penuh harapan dan optimisme. 

Di tengah badai kehidupan, mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan mereka, mengukir cerita baru yang penuh kasih sayang dan kekuatan. Dengan cinta dan dukungan satu sama lain, Sea dan Jav melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi masa depan dengan keyakinan dan tekad yang tak tergoyahkan. 

Saat waktu berjalan, Sea dan Jav tidak hanya bertumbuh sebagai individu, tetapi juga sebagai pasangan kakak-adik yang semakin kuat dan dekat. Mereka belajar untuk saling menghargai dan mendukung impian satu sama lain, menjadi sumber kekuatan dan inspirasi satu sama lain dalam setiap langkah hidup mereka. Sea terus meniti karirnya dengan tekun, dan keberhasilannya dalam pekerjaan part time memberinya pengalaman yang berharga dan pengetahuan yang lebih dalam tentang dunia kerja. Sementara itu, Jav menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam pendidikannya, meraih prestasi akademis yang gemilang dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan dirinya secara holistik. Meskipun mereka berdua mengalami masa-masa sulit dan tantangan yang tak terduga, Sea dan Jav selalu menemukan kekuatan dalam kebersamaan mereka. Mereka belajar untuk tetap optimis dan pantang menyerah di hadapan setiap rintangan, menemukan solusi dan pelajaran berharga dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi.

Dan di tengah-tengah perjalanan mereka, Sea dan Jav menemukan kebahagiaan dalam momen-momen sederhana bersama: berbagi cerita di meja makan, menonton film favorit mereka bersama-sama, atau sekadar berjalan-jalan di taman di sore hari. Mereka tumbuh bersama, menghadapi tantangan bersama, dan merayakan keberhasilan bersama. Dan dalam perjalanan hidup mereka yang penuh warna ini, Sea dan Jav menyadari bahwa yang terpenting bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan itu sendiri, dan bahwa memiliki satu sama lain adalah hadiah terbesar dari semuanya. Dengan cinta, kekuatan, dan harapan, Sea dan Jav melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi semua yang akan datang dengan keberanian dan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan, menjadikan setiap langkah mereka sebagai bagian dari kisah tak terlupakan mereka bersama.

Saat waktu berlalu, tidak semua momen dalam perjalanan Sea dan Jav dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka juga mengalami kesedihan yang mendalam, terutama saat mereka dihadapkan pada kenangan tentang kedua orang tua mereka yang telah tiada. Suatu hari, ketika mereka berdua duduk di ruang tamu yang sunyi, Sea tiba-tiba terdiam. Tatapan matanya kosong, terpaku pada foto keluarga yang terpajang di dinding. Jav melihat kakaknya dengan kekhawatiran yang mendalam, merasakan kehampaan yang menghantui hatinya sendiri. Tanpa berkata-kata, Jav mendekati kakaknya dan memeluknya erat. Mereka berdua saling mendukung, saling memahami bahwa kehilangan kedua orang tua mereka akan selalu menjadi beban yang berat untuk dipikul.

Mereka merindukan pelukan hangat kedua orang tua mereka, suara lembut mereka, dan senyuman yang selalu menghibur. Air mata pun tak terbendung lagi, mengalir deras dari mata mereka yang penuh duka. Dalam pelukan satu sama lain, Sea dan Jav menemukan sedikit kelegaan. Mereka tahu bahwa meskipun kedua orang tua mereka telah pergi, cinta dan kenangan tentang mereka akan selalu hidup dalam hati mereka, menjadi sumber kekuatan dan penghiburan di saat-saat sulit seperti ini. Dan di saat-saat sedih seperti ini, mereka belajar untuk saling bersandar, menemukan kekuatan dalam kebersamaan mereka, dan bersumpah untuk terus menghadapi hidup dengan penuh keberanian dan ketabahan, sebagaimana yang kedua orang tua mereka ajarkan. Dengan hati yang berat namun juga penuh harapan, Sea dan Jav menghadapi hari-hari yang akan datang, siap untuk merangkul setiap emosi, setiap tantangan, dan setiap momen baik atau buruk dalam perjalanan hidup mereka yang terus berlanjut.

Kehidupan terus berlanjut, namun takdir berkata lain. Suatu hari, ketika Sea sedang dalam perjalanan pulang dari pekerjaannya, nasib buruk menimpanya. Di tengah perjalanan, mobil Sea tiba-tiba mengalami kecelakaan yang mengerikan. Mobilnya terbalik beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di pinggir jalan. Jav, yang sedang menunggu di rumah, merasa cemas saat waktu berlalu dan kakaknya belum kunjung tiba. Saat berita tentang kecelakaan tersebut mencapainya, hatinya terasa seperti terhenti. Tanpa ragu, dia segera menuju lokasi kecelakaan dengan penuh kekhawatiran. Ketika dia tiba di lokasi kecelakaan, pemandangan yang dia lihat membuat hatinya hancur. Mobil Sea telah rusak berat, dan tim penyelamat sedang berjuang untuk mengevakuasi korban. Dengan hati yang berdebar-debar, Jav berlari mendekati mobil yang hancur, berharap melihat kakaknya dalam kondisi yang baik-baik saja.

Namun, apa yang dia temui membuatnya terdiam. Sea terbaring pingsan di dalam mobil yang hancur, tubuhnya terluka parah. Dokter segera membawa Sea ke rumah sakit, dan Jav menyertainya dalam perjalanan yang penuh ketakutan dan kekhawatiran. Di rumah sakit, Jav duduk di ruang tunggu dengan hati yang berdebar-debar, menunggu berita tentang kakaknya. Setiap detik terasa seperti jam bagi Jav, dan kecemasannya semakin bertambah saat waktu terus berlalu tanpa kabar dari dokter. 

Akhirnya, dokter keluar dari ruang perawatan dengan ekspresi serius. Jav menegang, menunggu dengan napas tertahan. "Bagaimana kondisinya, dok?" tanyanya dengan suara gemetar. Dokter menghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab dengan suara lembut, "Kondisinya sangat serius. Pasien mengalami luka parah di beberapa bagian tubuhnya, dan dia dalam keadaan koma. Kami akan melakukan yang terbaik untuk merawatnya, namun situasinya sangat kritis." 

Jav merasa dunianya runtuh. Dia merasa tak berdaya, tidak tahu harus berbuat apa. Hanya ada satu hal yang dia bisa lakukan: berdoa dengan segenap hati untuk kesembuhan kakaknya, dan bersiap untuk menemani Sea melalui masa-masa sulit yang akan datang. Dalam hari-hari yang gelap dan sulit itu, Jav merasa terpuruk. Setiap kali dia duduk di depan buku pelajaran, pikirannya selalu melayang ke kakaknya yang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Stress dan kekhawatiran mengenai Sea membuatnya sulit berkonsentrasi, dan nilai-nilainya mulai menurun secara signifikan.

Di kelas, Jav menjadi semakin tertinggal. Guru-guru dan teman-temannya menyadari perubahan dalam perilakunya. Mereka mencoba membantu dan memberikan dukungan, tetapi Jav tetap merasa terjebak dalam gelapnya pikirannya yang dipenuhi oleh kekhawatiran akan Sea. Di rumah sakit, Jav berusaha untuk memberikan dukungan bagi Sea sebanyak yang dia bisa. Dia duduk di samping tempat tidur Sea setiap hari, membacakan buku favorit kakaknya, dan berbicara padanya meskipun Sea masih dalam keadaan koma. Namun, meskipun dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap kuat, Jav merasa terpukul oleh beratnya tanggung jawab yang dia rasakan. Dia merasa seperti dia harus menjadi kuat untuk Sea, tetapi pada saat yang sama, dia merasa hancur di dalam.

Setiap hari, Jav berdoa dengan harapan agar Sea segera pulih dan kembali menjadi dirinya yang dulu. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melakukan apa pun yang dia bisa untuk membantu kakaknya pulih, meskipun itu berarti dia harus menempuh jalan yang sulit dan penuh dengan rintangan. Dan di tengah semua kegelapan dan ketidakpastian itu, satu-satunya cahaya yang menyinari hidup Jav adalah harapan bahwa suatu hari nanti, kakaknya akan bangun dari koma dan mereka akan bisa bersama-sama menghadapi masa depan dengan keberanian dan kekuatan yang baru.

Waktu terus berlalu tanpa adanya kabar yang membangkitkan harapan dari Sea. Meskipun Jav tidak pernah kehilangan harapan, kenyataannya semakin menghimpit. Setelah beberapa waktu, Sea akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Jav dalam kedukaan yang mendalam. Kematian Sea mengguncang Jav dengan keras. Dia merasa seperti dia kehilangan bukan hanya kakaknya, tetapi juga sebagian besar dari dirinya sendiri. Setiap sudut rumah mereka menjadi penuh dengan kenangan tentang Sea, dan keheningan yang menyedihkan mengisi ruangan yang dulu dipenuhi oleh tawa dan keceriaan.

Meskipun hatinya hancur oleh kesedihan, Jav memilih untuk tetap tegar. Dia tahu bahwa Sea tidak akan pernah menginginkan dia untuk menyerah begitu saja. Sebagai penghormatan terhadap kakaknya yang dicintainya, Jav berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan tetap kuat dan melanjutkan hidupnya. Dia memutuskan untuk fokus pada pendidikannya, meskipun kesedihan yang mendalam masih membayangi setiap langkahnya. Dengan tekad yang kuat, Jav berusaha untuk mengatasi kesulitan akademisnya dan kembali meraih prestasi yang gemilang.

Setiap hari, Jav mengingat kata-kata terakhir Sea, yang selalu mendorongnya untuk tetap maju: "Kita akan melalui ini bersama, Jav. Kita adalah keluarga, dan kita akan selalu saling mendukung." Dengan tekad yang kuat dan cinta yang abadi untuk kakaknya, Jav melangkah maju dalam hidupnya. Meskipun kehilangan Sea akan selalu menjadi luka yang dalam, dia memilih untuk menjadikan kenangan tentang kakaknya sebagai sumber kekuatan dan inspirasi dalam setiap langkahnya ke depan. Dan di akhir cerita, meskipun sang kakak telah tiada, cintanya dan pengaruhnya tetap hidup dalam hati Jav, membimbingnya melalui setiap rintangan dan membawanya menuju masa depan yang cerah dan berarti.

Dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak tergoyahkan, Jav melanjutkan perjalanannya dalam hidup. Meskipun luka kehilangan Sea masih terasa dalam hatinya, dia belajar untuk menerima kenyataan dan mengubah rasa sakit itu menjadi kekuatan. Jav menemukan arah hidupnya dengan mengejar cita-citanya dengan penuh semangat dan kegigihan. Dia menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi yang gemilang dan memulai karir yang sukses, membuktikan bahwa meskipun jalannya penuh liku-liku, dia mampu mengatasi segala rintangan yang datang.

Setiap langkah yang diambilnya selalu diiringi oleh doa-doa bagi kedua orang tua dan kakaknya yang telah meninggalkannya. Dia tahu bahwa mereka selalu mengawasinya dari surga, memberinya kekuatan dan perlindungan dalam setiap langkah hidupnya. Dan meskipun Sea tidak lagi berada di sisinya secara fisik, kehadiran dan pengaruhnya tetap hidup dalam hati dan pikiran Jav. Setiap hari, dia menyimpan kenangan tentang kakaknya dengan penuh cinta dan mengambil inspirasi dari kebaikan dan keberanian yang telah Sea tunjukkan selama hidupnya. Dengan penuh rasa syukur dan pengabdian, Jav terus melangkah maju, menjalani hidupnya dengan keberanian, kebijaksanaan, dan kasih sayang yang telah diawariskan oleh kedua orang tua dan kakaknya. Dan di dalam hatinya, dia tahu bahwa mereka akan selalu menjadi sumber kekuatan dan keberkahan dalam perjalanannya menuju masa depan yang cerah dan berarti.


-qfs


0 comments:

Post a Comment