Kim Woojin as - Rivanio Septian Virendra
gitaa
Di suatu senja yang kelam, bayang-bayang masa lalu membisu dalam sunyi. Seseorang, yang dulu begitu bersinar, kini terhempas oleh badai fitnah dan rumor yang merayap tanpa belas kasihan. Hati yang dulu dipenuhi cinta dan kepercayaan, kini terabaikan dan terlupakan di balik kepalsuan kata-kata.
Rumor, seperti angin liar, membawa kabar palsu yang menyudutkan orang yang tak bersalah. Suara bisikan-bisikan jahat itu tumbuh seperti gulma di benak setiap orang, menciptakan bayangan hitam yang melilit erat sosok yang terpinggirkan ini. Masyarakat yang dulu bersatu, kini terpecah belah oleh racun kebohongan yang merajalela.
Sosok yang terlupakan ini, seperti bunga yang tak lagi dihirup aroma keindahannya, terdiam dalam kepedihan yang mendalam. Tatapannya penuh dengan rasa kecewa dan kehilangan, mencari pemahaman di antara hiruk-pikuk tuduhan yang tak berdasar. Terpatri di matanya, rona kesepian yang menusuk kalbu, seperti seorang musafir yang tersesat di padang pasir tanpa mata air penghibur.
Namun, di balik kabut kebohongan, tersembunyi kisah yang belum terungkap. Hatinya masih merintih di dalam kegelapan, menanti hari ketika kebenaran akan terungkap dan mentari keadilan akan bersinar kembali. Sosok yang terlupakan ini, bagai ksatria yang tertidur dalam mimpi panjang, menunggu keajaiban penyadaran dari para penilai yang terburu-buru.
Kita, sebagai saksi bisu, dihadapkan pada pertanyaan moral. Apakah kita akan membiarkan sosok yang terlupakan ini tenggelam dalam samudra fitnah yang tak berdasar, ataukah kita akan menjadi pahlawan yang membela kebenaran? Kita dapat merajut kembali benang keadilan yang koyak, memberikan panggung kepada yang terpinggirkan, dan mengembalikan kehormatan yang telah tercabik oleh rumor yang terbukti salah.
Dalam cerita ini, sosok yang terlupakan bukan hanya simbol keadilan yang terzalimi, melainkan juga cermin bagi setiap individu yang rentan menjadi korban fitnah dan prasangka. Mari kita bersatu melawan angin ribut dusta, menggenggam tangan yang terlupakan, dan bersama-sama menulis kembali kisah kehidupan yang hakiki, bebas dari bayangan-bayangan tak benar yang mampu meruntuhkan kehormatan dan martabat seseorang.
2019
Malam hari adalah waktu yang sangat indah bukan? itu yang ada dalam pikiran pria yang sedang duduk didepan jendela sembari menikmati indahnya lintang dan luna yang sedang terang benderang. Pria itu bernama Rivanio Septian Virendra ia hanya tinggal seorang diri dikamarnya yang sempit dan kecil.
Rivanio menenangkan pikirannya dengan cara melihat indahnya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu langit malam. Langit malam itu senantiasa menemani Rivanio dikala ia sedang tidak tenang dan membutuhkan seseorang, namun tidak ada yang mau menemaninya sekarang.
Pikiran Rivanio sedang bertempur hebat, yang bahkan dapat mempertaruhkan cita citanya. cita citanya adalah menjadi penyanyi yang terkenal, namun naas.. hampir semua orang tak menyukai keberadaanya dibumi ini, akibat banyaknya rumor yang menjatuhkan dirinya sendiri. Rumor rumor itu menusuk bagaikan pedang yang kini menusuk sangat dalam dihatinya.
Rivanio segera berdiri dan merebahkan tubuhnya dikasurnya itu, ia menatapi plafonnya yang berwarna biru itu, yang sangat menenangkan tidak seperti pikirannya.
" Kenapa semua orang harus hancurin cita cita gue satu satunya?. " Ia merasa tak terima, lantaran ia baru saja masuk dalam suatu grup dan kini ia harus keluar akibat, perkataan orang orang didunia maya yang seakan akan memiliki hipnotis yang membuat semua orang orang percaya.
Debu debu dikamarnya perlahan menjadi air mata yang kini menghiasi pipi Rivanio. Rivanio merasa ia tidak pantas untuk hidup didunia ini.
"Kalau misalnya hidup gue ga diterima disini, kenapa gue harus hidup? Rivanio merasa sangat patah semangat dan rasanya percuma jika ia tetap hidup.
2021 - Now
Waktu berjalan cepat seperti hembusan angin yang menghilang cepat namun berbekas. Itu yang dirasakan Rivanio sekarang, masih ingat dengan dirinya ditahun 2019? yang terpuruk dan menyerah akan semuanya. Siapa sangka jika ia tetap hidup sampai sekarang dan tidak menyerah akan apa yang sudah terjadi.
Rivanio kini sudah menjadi penyanyi, seperti yang ia cita citakan.. walaupun ia tidak seterkenal dulu, tetapi dia bahagia dan merasa bangga akan dirinya sendiri karena sudah kuat dan tidak menyerah akan apa yang sudah terjadi dihidupnya.
Mungkin awalnya berat baginya, tetapi seluruh kerja kerasnya tidak terbuang sia sia bukan? kini Rivanio dapat melihat dunianya didepan mata, yaitu fansnya sendiri. Rivanio merasa tenang setiap kali ia melihat fans fansnya itu, mereka dalah rumah terbaik baginya.
Dari jalan cerita tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, sekeras kerasnya kita berjuang pasti akan membuahkan hasil. Jangan pernah menyerah ditengah jalan dan meninggalkan seluruh cita citamu itu. Kerjarlah apa yang menjadi tujuanmu, mungkin saat kita berjuang rasanya sakit dan lelah, tetapi jika kita susah selesai siapa yang menikmati hasilnya? kita bukan?
Teruslah berjuang hingga kamu dapat mengerti betapa indahnya cita citamu itu.
cepet banget. pengen baca detailnya dong
ReplyDeleteINFOOO PART DUAAAAA
ReplyDeletePART DUANYA MANA, CEPETAN
ReplyDeleteKEREN PARAH KAKK 😍😍🤩🤩🤩🫰🏻🫰🏻🤩🫰🏻
ReplyDeletelanjut g?!?!?!?!????
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete