Monday, 25 March 2024

Tag, You're It.

 

Tag, you're it
-gitaaa

Terdapat 5 orang anak SMA yang bernama, Bangchan, Minho, Changbin, Hyunjin, dan Jake. Mereka adalah sahabat lama yang sangat akrab. Mereka berkumpul di halaman belakang sekolah mereka, sibuk memainkan permainan lama favorit mereka, tag. Mereka tertawa dan berlari-larian dengan riang, hingga tiba-tiba, Minho menemukan sebuah kotak kecil di balik semak-semak.

"Kamu kenapa, Minho?" tanya Changbin sambil menghampiri.

Jake membuka kotak itu dan menemukan sebuah surat undangan misterius. "Ini undangan untuk permainan," kata Jake, menunjukkan surat itu kepada teman-temannya.

Mereka semua berkumpul untuk membaca isi surat itu. Isinya meminta mereka untuk berpartisipasi dalam permainan yang tidak biasa. "Kita harus mencari tahu siapa pembunuh di antara kita," ujar Minho, membaca isi surat itu dengan cermat.

"Gimana cara kita tahu siapa yang jadi pembunuhnya?" tanya Hyunjin, bingung.

"Kita harus menyelesaikan puzzle-puzzle di dalam permainan ini," jawab Changbin sambil menunjuk beberapa kotak puzzle yang ada di surat tersebut.

Mereka mulai menjelajahi area yang tertera pada surat itu dan mereka meninggalkan spot belakang sekolah, mencari petunjuk pertama. Setiap puzzle yang mereka selesaikan membawa mereka lebih dekat pada kebenaran, tetapi juga membuat mereka semakin waspada terhadap satu sama lain.

Bangchan, Minho, Changbin, Hyunjin, dan Jake duduk bersama di ruang kelas yang kosong, mengamati puzzle pertama yang terpampang di meja. Mereka saling berbagi ide dan mencoba memecahkan teka-teki tersebut.

Bangchan: "Apa yang kalian pikirkan tentang ini?"

Minho: "Mungkin kita perlu cocokkin pola-pola ini sama diagram di sebelah sana."

Changbin: "Tapi, apa hubungannya sama surat undangan itu? Apa ini hanya permainan atau ada yang lebih?"

Hyunjin: "Ayo, kita fokus sama puzzle ini dulu. Kita bisa membicarakan itu nanti."

Mereka bekerja keras, bergantian mencoba memecahkan teka-teki tersebut. Setelah beberapa saat, mereka berhasil menyelesaikan puzzle pertama dan mendapatkan petunjuk berikutnya.

Jake: "Ini membawa kita ke perpustakaan. Ayo cepat pergi!"

Mereka berlima bergegas ke perpustakaan, di mana mereka menemukan puzzle-puzzle lain yang menantang. Mereka bekerja sama dengan cepat dan hati-hati, menyadari bahwa waktu mereka terus berkurang.

Changbin: "Aku yakin ada yang ngawasin kita. Kita harus bergerak cepat."

Bangchan: "Aku setuju. Kita harus menyelesaikan ini sebelum terlambat."

Saat mereka sedang sibuk memecahkan puzzle terakhir, tiba-tiba lampu di sekitar mereka padam. Suara langkah kaki yang cepat terdengar mendekati mereka. Mereka berlima saling melihat, hati-hati mengintip kegelapan.

"Kita harus sembunyi!" bisik Minho sambil menarik tangan Bangchan. Mereka berlari dan menyelinap ke dalam ruangan gelap yang terbuka di sebelah koridor.

Setelah beberapa saat bersembunyi, tiba-tiba, cahaya lampu kembali menyala. Mereka keluar dari persembunyian mereka dan menemukan Changbin tergeletak di lantai secara mengenaskan. Mereka menegakkan tubuhnya, napasnya terengah-engah setelah sadar apa yang telah mereka lihat.

Setelah kejadian tersebut satu per satu, dari mereka mulai tersingkir. Satu di antara mereka selalu terjebak dalam puzzle yang sulit, hingga tak bisa melanjutkan. Dan satu di antara mereka tergeletak dilantai tak berkutik. Setiap kali seseorang tereliminasi, mereka mendengar suara berbisik di telinga mereka, "Tag, you're it."


 



Bangchan: "Apa ini? Kok ada ruang tersembunyi di sini?"

Minho: "Ini tempat persembunyian pembunuh. Kita harus hati-hati."

Mereka menjelajahi ruangan itu dengan hati-hati, mencari petunjuk terakhir. Tiba-tiba, lampu padam, dan mereka diserang oleh sesuatu yang tidak terlihat.

Hyunjin: "Awas! Pembunuh itu di sini!"

Mereka berjuang untuk bertahan hidup, saling melindungi satu sama lain. Namun, ketika lampu kembali menyala, Bangchan menyadari bahwa seluruh temannya sudah terbunuh di sekitarnya kini, hanya dia dan Jake yang tersisa.

Bangchan: "Apa yang terjadi? Siapa pembunuhnya!"

Bangchan melihat Jake tersenyum dengan sinis, menggenggam sebuah pisau di tangan.

Jake: "Maafkan aku, Bangchan. Ini bagian dari permainan, selamat tinggal."

Bangchan terkejut, tidak percaya pada apa yang terjadi. Namun, sebelum ia bisa bereaksi, Jake menghilang, meninggalkannya di dalam ruangan yang gelap, sendirian.

Bangchan: "JAKE! APA APAAN INI, KELUARKAN AKU!"

Namun, ketika Bangchan mencoba keluar dari ruangan itu, pintu terkunci rapat dan suara misterius terdengar di belakang Bangchan.

Jake: "Tag, you're it, Bangchan."

Bangchan terdiam sejenak, merasakan keheningan yang menghantui di ruangan itu. Dia meraba-raba dinding, mencoba mencari cara untuk keluar. Namun, pintu tetap terkunci rapat.

Saat Bangchan berusaha mencari jalan keluar, dia merasakan sesuatu yang dingin dan tajam di lehernya. Jake muncul di hadapannya, wajahnya penuh dengan kekejaman yang belum pernah Bangchan lihat sebelumnya.

"Dengan ini, permainan berakhir," ucap Jake dengan dingin, lalu menusukkan pisau itu ke tubuh Bangchan.

Bangchan jatuh ke lantai dengan keputusasaan. Dia melihat ke langit-langit yang gelap, merasakan nyawanya perlahan-lahan meninggalkan tubuhnya. Dalam keadaan terakhirnya, dia berharap teman-temannya yang lain mendapat keadilan.

Namun, tak lama kemudian, suara misterius terdengar lagi, "Tag, you're it," dan Bangchan pun tahu bahwa permainan ini masih belum berakhir.

 

Bangchan merasa tubuhnya semakin lemah saat darah terus mengalir dari luka tusukan Jake. Meskipun demikian, dia mencoba untuk tetap sadar, mencari cara untuk bertahan hidup.

Dengan susah payah, Bangchan meraih sebatang pecahan kaca yang tergeletak di dekatnya. Dengan kekuatan terakhir yang dimilikinya, dia melompat ke arah Jake, mencoba untuk membalas serangan.

Namun, Jake terlalu cepat. Dengan gerakan yang lincah, dia menghindari serangan Bangchan dan menendangnya dengan keras ke dinding. Bangchan merasakan sakit yang menusuk seluruh tubuhnya, tetapi dia tidak menyerah begitu saja.

Dengan tekad yang membara, Bangchan mencoba berdiri lagi. Dia melihat ke sekeliling ruangan gelap itu, mencari peluang untuk melarikan diri. Namun, Jake terus mendekat, senyumnya yang keji membuat Bangchan semakin terdesak.

Saat Jake bersiap untuk serangan terakhirnya, tiba-tiba cahaya terang memenuhi ruangan itu. Suara langkah kaki polisi terdengar di koridor, menandakan kedatangan bantuan yang telah lama dinanti.

Jake melihat ke arah pintu masuk, kemudian kembali menatap Bangchan dengan tatapan dingin. "Kita akan bertemu lagi," bisiknya, sebelum melarikan diri ke dalam kegelapan.

Dengan bantuan polisi, Bangchan berhasil diselamatkan dari kematian yang nyaris saja menimpanya. Dia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang mendesak.

Meskipun fisiknya terluka parah, Bangchan tahu bahwa permainan misterius itu masih belum berakhir. Dia bertekad untuk mencari keadilan untuk teman-temannya yang telah menjadi korban, dan mengungkap kebenaran di balik semua ini.

Apakah Bangchan bisa berhasil melaporkannya? Atau ia akan bernasib sama dengan temannya?


Who know's right?

1 comments: