KETUPAT
Ketupat merupakan makanan tradisional yang berbahan dasar beras yang dimasak dengan cara direbus didalam anyaman Janur. Ketupat menjadi hidangan istimewa yang melekat saat disajikan diHari Raya IdulFitri khususnya di Indonesia
Berdasarkan informasi yang dilansir dari berbagai sumber,
tradisi ketupat ini berawal dari penyebaran agama Islam di pulau Jawa
oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga sendiri merupakan salah satu tokoh
Wali Songo yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Sunan Kalijaga menjadikan Ketupat sebagai budaya dan filosofi
Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman. Dimana membaurkan pengaruh budaya
Hindu pada nilai keislaman, sehingga ada akulturasi budaya antara keduanya.
Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan
memengaruhi.
Sunan Kalijaga memperkenalkan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Sebagai informasi, Bakda Kupat merupakan budaya yang dimulai satu minggu
setelah lebaran. Pada hari itu, banyak masyarakat yang menganyam dan
mempersiapkan hidangan Ketupat.
Biasanya Ketupat diantarkan kepada kerabat yang lebih tua
sebagai simbol kebersamaan.
Sunan Kalijaga membagikan Ketupat sebagai sarana untuk berdakwah
menyebarkan agama Islam. Ini menjadi pendekatan budaya oleh Sunan Kalijaga
untuk mengajak orang Jawa untuk memeluk agama Islam pada kala itu.
Secara perlahan, tradisi Ketupat ini menjadi melekat di
Indonesia sebagai hidangan Lebaran.
Ketupat berasal dari kata “Kupat” dan memiliki arti ganda yakni ngaku
lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat
tindakan). Empat tindakan yang dimaksudkan antara lain: luberan (melimpahi), leburan (melebur
dosa), lebaran (pintu
ampunan terbuka lebar) dan laburan (menyucikan
diri).
Selanjutnya, isian beras pada Ketupat dilambangkan sebagai hawa
nafsu. Daun kelapa muda atau Janur merupakan singkatan dari jatining
nur atau cahaya sejati (hati nurani). Jika digabungkan,
Ketupat memiliki arti manusia yang menahan nafsu dengan mengikuti hati nurani.
(rey/pt)
0 comments:
Post a Comment