Monday, 25 March 2024

Perahu Kertas

 


✦ Tahun 2006

Heeseung dan Yeon Ji adalah dua anak yang tinggal di sebuah kota kecil yang tersembunyi di pojok kota besar. Heeseung, dengan sifatnya yang diam namun seru dan ramah, berbeda dengan Yeon Ji yang penuh energi dan tidak bisa diam, selalu mencari kesenangan di sekitarnya.

Suatu hari, mereka memutuskan untuk bermain di pesisir pantai yang dekat dengan rumah nenek Yeon Ji. Duduk di tepi pantai, mereka memandang keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan dengan penuh kagum. Tiba-tiba, dalam momen yang tenang itu, Yeon Ji memutuskan untuk meminta sebuah janji kepada Heeseung.

"Dengarkan, Heeseung," ucap Yeon Ji dengan antusias, matanya berbinar-binar. "Kita harus berjanji satu sama lain. Janji bahwa kita akan tetap menjadi sahabat, tidak peduli seberapa jauh waktu dan jarak memisahkan kita. Kita akan selalu saling mendukung, seperti yang kita lakukan hari ini di tepi pantai ini."

Heeseung tersenyum, menatap Yeon Ji dengan penuh kehangatan. "Tentu saja, Yeon Ji. Kita akan menjadi sahabat selamanya. Janji itu akan kupegang erat, seperti janji kita hari ini di bawah langit yang luas dan lautan yang tak terbatas ini."

Dengan senyum lega, mereka menyatukan kelingking satu sama lain dengan tawa.Beberapa saat kemudian, setelah berjanji satu sama lain, Heeseung mendapatkan ide untuk membuat perahu yang terbuat dari kertas.

Yeon ji yang melihat Heeseung tiba tiba datang kembali dari rumah neneknya dengan membawa kertas dan pensil. ''Heeseung, apa yang akan kau buat?'' seru Yeon ji antusias, ''Agar lautan paham dengan janji kita, mari kita membuat perahu kertas'' jawab Heeseung.

Akhirnya mereka telah membuat dan menyelesaikan perahu kertas tersebut, dan tak lupa di pertengahan membuat perahu kertas itu, mereka menuliskan pesan dan permohonan pada kertas tersebut menggunakan pensil.

''Yeon ji, mari kita lepas perahu kertas ini ke laut'' ajak Heeseung dan mendapatkan anggukkan antusias Yeon ji.

Mereka mendekatkan diri ke arah dekat ombak laut. Mereka mencari tempat nyaman untuk melepaskan perahu kertas buatan mereka itu. Beberapa menit mereka mencari akhirnya menemukannya. Mereka mulai melepaskan perahu kertas itu ke lautan luas berwarna biru itu.

Heeseung memandang perahu buatannya tersebut dengan wajah yang berseri. ''Apa yang kau tulis disana?'' tanya Yeon ji penasaran, ''Rahasia, mungkin kita dapat mengetahuinya saat kita sudah lebih dewasa?'' disela sela ucapan Heeseung ia juga melengkapinya dengan tawa indahnya.

✦ Tahun 2007 ✿

Satu tahun telah berlalu sejak hari mereka membuat janji di tepi pantai. Heeseung dan Yeon Ji masih menjadi sahabat yang tak terpisahkan di kota kecil mereka. Pagi itu, Heeseung dengan senyum ramahnya mengajak Yeon Ji untuk pergi ke pusat kota kecil tersebut untuk membeli bunga.

Yeon Ji, dengan semangatnya yang khas, dengan cepat menyetujui ajakan Heeseung. "Tentu saja, Heeseung! Aku sangat senang bisa pergi bersamamu," serunya dengan sukacita.

Bersama-sama, mereka berjalan melalui jalan-jalan kota kecil yang dikenal mereka dengan baik. Heeseung menatap Yeon Ji dengan penuh kehangatan, senyumnya tidak pernah lekang meski waktu telah berlalu. Mereka tiba di sebuah toko bunga di pusat kota, di mana mereka berdua berhenti sejenak untuk memilih bunga yang indah.

beberapa saat kemudian. Heeseung tersenyum lebar saat ia menemukan bunga kesukaannya, sebuah gerbera yang cantik dan mempesona di antara deretan bunga-bunga lainnya. Dengan bersemangat, ia memanggil Yeon Ji yang sedang melihat-lihat bunga lain di sekitar toko.

"Yeon Ji, lihat ini!" seru Heeseung dengan antusias, sambil mengangkat bunga gerbera yang ditemukannya. "Aku yakin ini akan cocok dengan keceriaanmu.

Yeon Ji berbalik dengan cepat, wajahnya berseri-seri melihat bunga yang ditunjukkan Heeseung. "Wow, itu sangat cantik!" serunya dengan senyum yang tak kalah cerah dari bunga itu sendiri.

Heeseung menawarkan bunga gerbera itu pada Yeon Ji dengan penuh semangat. "Ayo, bagaimana kalau kita membelinya? Bunga ini benar-benar seperti kamu, cerah dan menyenangkan!"

✦ Tahun 2010 ✿

Tiga tahun telah berlalu sejak saat Heeseung dan Yeon Ji membeli bunga gerbera bersama di toko bunga di kota kecil mereka. Kini, sebuah perubahan besar sedang menanti Heeseung. Dia mendapat tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota besar, tepat di pusatnya, sebuah kesempatan yang luar biasa untuk mengembangkan potensinya.

Ketika Heeseung memberitahu Yeon Ji tentang kesempatan ini, senyum kebahagiaan terpancar di wajah Yeon Ji. Meskipun di dalam hatinya sedikit sedih akan perpisahan yang akan terjadi, namun kebahagiaan untuk sahabatnya jauh lebih besar. Dia tahu betapa besar impian Heeseung untuk melanjutkan pendidikan di kota besar yang selalu diceritakan dan diimpikan oleh Heeseung.

Dengan tulus, Yeon Ji mendukung keputusan Heeseung. "Aku sangat senang untukmu, Heeseung! Ini adalah kesempatan yang luar biasa, dan aku tahu kamu akan mengambilnya dengan baik," ucap Yeon Ji dengan penuh keyakinan.

Heeseung tersenyum bersyukur atas dukungan Yeon Ji. "Terima kasih, Yeon Ji. Aku akan merindukanmu dan semua kenangan indah di kota kecil ini."

✦ Tahun 2020 ✿

Setelah sepuluh tahun menjalani perjalanan pendidikannya yang penuh perjuangan, Heeseung akhirnya mendapat libur panjang dari kampusnya. Namun, liburan itu tidak berarti istirahat bagi Heeseung. Ia memiliki tugas besar yang menunggu, yaitu menyelesaikan skripsi dan mempersiapkan diri untuk kelulusannya.

Dengan beban yang berat namun penuh tekad, Heeseung kembali ke kota kecilnya dengan membawa tumpukan skripsi yang harus diselesaikan. Saat ia membuka pintu rumah yang selalu memberinya kenangan manis, aroma harum kenangan masa kecilnya menyambutnya. Ia dengan cepat meletakkan koper dan ranselnya, mempersiapkan diri untuk tugas-tugas yang menantinya.

Namun, sebelum memulai tugasnya, Heeseung merasa ada yang harus ia lakukan. Dengan langkah yang mantap, ia berjalan ke toko bunga yang pernah menjadi saksi dari momen-momen bahagia bersama sahabatnya, Yeon Ji, tiga belas tahun yang lalu.

Saat ia memasuki toko bunga itu, aroma bunga yang khas menguar di udara, membangkitkan kenangan yang terpendam. Heeseung melihat sekeliling toko dengan hati yang berdebar-debar, mencari bunga yang akan menjadi teman setianya dalam perjalanan selama sepuluh tahun ini.

Akhirnya, pandangannya terpaku pada sebuah gerbera yang cantik, sama seperti yang pernah ia beli bersama Yeon Ji dulu. Dengan senyum kecil di bibirnya, Heeseung mengambil bunga itu dan membayarnya dengan penuh rasa haru.

✦ ~ ✿

Dengan hati yang berat dan penuh harapan, Heeseung segera menuju pantai, tempat di mana ia dan Yeon Ji sering melepas perahu kertas ke dalam samudera mimpi mereka. Saat ia tiba di tepi pantai, angin laut membelai wajahnya, dan suara deburan ombak mengisi keheningan.

Duduk di pasir pantai yang lembut, Heeseung menatap lautan yang luas, menunggu dengan harap-harap cemas kehadiran Yeon Ji. Namun, naas, tidak satupun bayangan Yeon Ji yang muncul di cakrawala.

Rasa rindu dan kekosongan mulai merayap dalam diri Heeseung. Meskipun ia sendiri, ia merasakan kehadiran Yeon Ji dalam setiap serpihan kenangan yang terukir di pantai ini. Kenangan tentang persahabatan mereka yang kuat, tawa mereka yang riang, dan mimpi-mimpi mereka yang selalu terbang tinggi di atas samudera kehidupan.

Namun, meskipun kehadiran fisik Yeon Ji tak terlihat, Heeseung merasakan bahwa sahabatnya tetap ada di sana, dalam hati dan pikirannya. Dengan setiap hembusan angin laut yang menggenggam rambutnya dan setiap deburan ombak yang menyentuh kakinya, ia merasakan kehadiran Yeon Ji, memberinya kekuatan untuk terus maju dalam hidupnya.

Dengan hati yang penuh haru dan terima kasih, Heeseung mendekatkan diri lebih dekat ke tepi lautan yang luas, merasakan sentuhan lembut air laut yang membasahi celana panjangnya. Dengan langkah yang mantap, ia mengayunkan bunga gerbera yang ia beli sebagai simbol persahabatan mereka ke dalam lautan bebas.

Dengan perlahan, bunga itu mulai terbawa oleh arus, menjauh dari pantai dan menghilang di kejauhan. Heeseung memandangnya dengan tatapan penuh makna, merenung tentang semua kenangan indah yang mereka bagi bersama.

Di dalam hatinya, ia tahu bahwa meskipun bunga itu telah pergi, namun persahabatan mereka akan tetap abadi, seperti lautan yang tak pernah berhenti mengalir. Meskipun jarak memisahkan mereka, namun ikatan batin yang mereka miliki akan selalu terjaga, seperti arus yang tak terputus di dalam lautan.

Dengan senyum yang hangat di bibirnya, Heeseung berbalik dan kembali ke daratan, membawa dalam dirinya kekuatan dan harapan untuk masa depan yang cerah. Meskipun ia telah melepaskan bunga ke lautan, namun kenangan dan hubungan persahabatan mereka akan tetap hidup dalam hati dan pikirannya, selamanya.

✦ ~ ✿

Dengan hati yang berdebar-debar, Heeseung mengetuk pintu rumah nenek Yeon Ji keesokan harinya. Saat pintu terbuka, senyum hangat sang nenek menyambut kedatangannya. Heeseung tidak bisa menahan diri dan dengan cepat memeluk nenek Yeon Ji dengan erat.

Setelah memeluk sang nenek, Heeseung dipersilakan masuk ke dalam rumah. Saat ia duduk di sofa yang familiar baginya, ia merasa sepenuhnya terkenang dengan masa lalu. Meskipun ada kesedihan yang menyelimuti hatinya, namun juga ada kehangatan yang ia rasakan di tempat ini, tempat yang telah menjadi saksi bisu dari begitu banyak kenangan manis bersama Yeon Ji.

Mata Heeseung tertuju pada tempat berdoa yang terhampar di salah satu dinding, di mana terpampang gambar sang sahabat, Yeon Ji. Dengan langkah lembut, ia mendekati gambar itu, menatap wajah tulus Yeon Ji yang terpampang di dalamnya.

Saat ia menatap gambar itu, sebuah senyum tak terelakkan terukir di bibirnya. Meskipun Yeon Ji mungkin tidak berada di sini secara fisik, namun kehadiran dan kenangan akan persahabatan mereka tetap hidup dalam hati Heeseung. Dan di tempat ini, di dekat gambar sahabatnya itu, ia merasakan kehangatan dan kehadiran Yeon Ji, memberinya kekuatan untuk melanjutkan hidupnya dengan penuh semangat dan harapan.

Dalam doanya, ia mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya, dan berjanji untuk selalu mengingat dan menghargai semua kenangan yang telah mereka bagi bersama. Sebagai tanda penghormatan dan cinta pada persahabatan mereka, ia tersenyum, membiarkan air mata kebahagiaan dan nostalgia membasahi pipinya.

Saat Heeseung duduk di dekat tempat berdoa, nenek Yeon Ji menyaksikannya dengan tatapan penuh kehangatan. Diam-diam, ia mendekati Heeseung dengan langkah yang lembut, membawa harapan dan semangat untuk menghiburnya dalam momen-momen yang sulit.

Dengan suara lembut dan penuh kebaikan, nenek Yeon Ji menyapanya, "Heeseung, aku tahu bahwa kamu sedang melewati masa-masa yang sulit. Namun, ingatlah bahwa setiap cobaan yang kita hadapi adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Kita harus tetap tegar dan percaya bahwa di balik setiap tantangan, ada kekuatan dan pembelajaran yang berharga."

Heeseung menoleh ke arah nenek Yeon Ji dengan mata yang penuh dengan rasa terharu. Ia merasakan kehangatan dan kebijaksanaan dari kata-kata nenek itu, seolah-olah mereka adalah obat bagi hatinya yang sedang terluka.

"Terima kasih, nenek," ucap Heeseung dengan suara yang penuh dengan rasa terima kasih. "Kata-kata dan dukunganmu sungguh berarti bagiku. Aku akan tetap tegar dan berusaha sebaik mungkin."

Nenek Yeon Ji tersenyum penuh kebanggaan dan kebahagiaan. "Kamu adalah anak yang kuat, Heeseung. Aku yakin bahwa kamu akan melewati semua ini dengan keberanian dan kemantapan hati. Dan ingatlah, selalu ada cahaya di ujung terowongan, jadi jangan pernah menyerah."

✦ ~ ✿

Saat pulang dari kediaman nenek Yeon ji. Dengan langkah yang terengah engah, Heeseung segera membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam kamarnya. Ia segera mengambil kotak yang dahulu diberikan oleh Yeon ji, sebelum membuka kotak itu, sang nenek memberitahukan Heeseung untuk membaca surat itu terlebih dahulu baru membuka kotak itu.

Dengan hati yang penuh haru, Heeseung membaca surat itu berulang kali, meresapi setiap kata dan maknanya. Ia tahu bahwa ini adalah permintaan terakhir dari sahabatnya, dan ia bersumpah untuk memenuhinya dengan sepenuh hati.

Heeseung membuka kotak dengan hati yang penuh haru, merasakan getaran emosional saat ia melihat isinya. Di dalamnya, terdapat beberapa foto mereka bersama, merekam momen-momen bahagia dan kenangan indah yang mereka bagi bersama.

Di antara foto-foto itu, terdapat juga kelopak bunga favorit Heeseung, yang menambah kehangatan dan keindahan di dalam kotak itu. Kelopak bunga itu, dengan keharumannya, mengingatkannya pada kebahagiaan dan keceriaan yang mereka rasakan bersama di masa lalu.

Namun, yang paling membuat hati Heeseung tersentuh adalah secarik kertas kecil yang bertuliskan kata-kata "semangat!" di atasnya. Kata sederhana itu, meskipun singkat, memiliki makna yang sangat dalam baginya. Itu adalah pesan dukungan dari sahabatnya, Yeon Ji, yang memberinya semangat untuk terus maju dalam setiap langkah hidupnya.

Dengan hati yang dipenuhi dengan rasa terima kasih dan haru, Heeseung menyimpan semua isinya kembali ke dalam kotak, memeluknya erat di dadanya. Kotak itu bukan hanya berisi barang-barang fisik, tetapi juga memuat kenangan, harapan, dan semangat yang tak terhapuskan dari persahabatan mereka.

END

-qfs

0 comments:

Post a Comment