"Zergas itu apa?" tanya Daniel, tertarik pada makhluk yang digendong. "Oh itu, itu anak serigala tapi udah hybrid, campuran anjing liar dan serigala," jawab Zergas. "Apakah itu anak Elard?" tanya Daniel, menunjuk ke arah makhluk yang digendong oleh Elard. Zergas terkejut dan kemudian tertawa kecil. "Bukan lah, Elard aja masih kecil, mana mungkin itu anaknya," kata Zergas sambil menyelesaikan tawanya. "Di sini, makhluk dibedakan menjadi dua. Salah satunya berbentuk hewan namun bisa berubah menjadi manusia. Dan yang kedua, tetap berbentuk hewan dan biasanya dijadikan prajurit, pengawal, atau peliharaan. Jika dipikir secara rasional, memang cukup sulit untuk dimengerti oleh otak manusia."
"Naka!" teriak Sun, suara riangnya memecah keramaian, dan semua menoleh ke arahnya, termasuk Daniel. "Apa yang terjadi, Sun?" tanya Jad, raja Hutan Mistik, dengan rasa ingin tahu. "Selalu saja dia menggunakan wujud aslinya untuk menjahiliku tanpa henti!" jawab Sun dengan nada kesal. "Aish, berhenti, Naka!" kata Sun dengan wajah yang memancarkan ketidaksenangan.
Naka, makhluk yang dipanggil, merubah wujudnya dari kucing oranye menjadi manusia dengan kuping di kepalanya. Tapi bukannya menunjukkan penyesalan, Naka justru tertawa puas. Daniel melihat adegan ini dengan campuran antara kebingungan dan penasaran. Dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara Sun dan Naka, dan mengapa Naka tampak begitu senang dengan tingkahnya. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya, membiarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Jad menahan tawanya saat melihat wajah kesal dari Sun. "Dia masih anak kecil, Sun. Tidak apa-apa," seru Elard, mencoba meredakan ketegangan. Sun menghela nafas panjang, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. "Tapi dia selalu saja..." katanya, sebelum terdiam, mengakui bahwa Naka memang hanya seorang anak kecil.
.·:¨¨ ≈☆≈ ¨¨:·.
Keesokan harinya, Daniel dan Zergas melanjutkan perjalanan mereka. Namun, tiba-tiba Zergas mencegat Daniel yang sudah berada di depannya. "Apa kau pernah naik kucing?" tanya Zergas dengan serius. Daniel sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Hah? Naik kucing? Emang ada?" balas Daniel, memperlihatkan kebingungannya.
....
Saat itu, Zergas berubah menjadi kucing besar yang bisa dinaiki. Meskipun terkejut, Daniel masih merasa ragu. "Jadi, ini maksudmu kucing yang bisa dinaiki gitu?" kaget Daniel "Iya, naiklah," ucap Zergas sambil mengangguk. "Ayolah, Daniel. Aku tahu ini terasa aneh, tapi aku akan menjaga agar kamu tetap aman," kata Zergas dengan lembut, mencoba meyakinkan Daniel. Setelah beberapa saat ragu, Daniel memutuskan untuk melangkah maju. Dengan hati yang berdebar, dia naik ke punggung Zergas, maksutnya kucing besar ini.
Saat diperjalanan, Daniel merasa ingin bertanya sesuatu, "Kamu gak capek gendong aku terus?" tanyanya. Zergas menggeleng, "Gak, orang kalo aku udah jadi begini gak ngerasain apa-apa, gapapa."
Hening, tiba-tiba "Udah nyampe," seru Zergas. Kini mereka berada di depan gerbang hutan yang sangat rindang, dihiasi dengan pepohonan besar dan tanaman berduri. Daniel melihat sekeliling dengan penuh kagum, terpesona oleh keindahan alam di sekitarnya. Dia merasa sedikit terkejut bahwa mereka telah tiba di tujuan mereka dengan begitu cepat. "Wow, betapa indahnya tempat ini," ucap Daniel dengan suara terkesan. Zergas mengangguk, "Ya, ini adalah Hutan Selatan, tempat yang paling cocok untuk mencari apa yang kamu butuhkan untuk perjalananmu selanjutnya."
"Kalau yang tadi? tempat kita bertemu namanya hutan apa?" tanyanya "Oh, kalau itu Hutan Barat, maka nya panas banget tadi pagi" jawab Zergas "Oh, hampir aja lupa, disini bahaya nya banget karena ada sarang ular banyak tapi plusnya disini apapun yang kamu cari bakal ketemu termasuk jalan pulangmu" lanjut zergas.
....
"Gas, boleh bawa bunga ini gak?" tanya Daniel sambi memperlihatkan setangkai bunga berwarna putih bercampur biru, "Silakan," jawab Zergas "Makasi."
.·:¨¨ ≈☆≈ ¨¨:·.
0 comments:
Post a Comment