Saturday, 18 May 2024
Asing - Juicy Luicy
Monday, 13 May 2024
Kunjungan SMK Telkom
Neworld (𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 𝗟𝗢𝗡𝗚 𝗧𝗘𝗞𝗦)
"Zergas itu apa?" tanya Daniel, tertarik pada makhluk yang digendong. "Oh itu, itu anak serigala tapi udah hybrid, campuran anjing liar dan serigala," jawab Zergas. "Apakah itu anak Elard?" tanya Daniel, menunjuk ke arah makhluk yang digendong oleh Elard. Zergas terkejut dan kemudian tertawa kecil. "Bukan lah, Elard aja masih kecil, mana mungkin itu anaknya," kata Zergas sambil menyelesaikan tawanya. "Di sini, makhluk dibedakan menjadi dua. Salah satunya berbentuk hewan namun bisa berubah menjadi manusia. Dan yang kedua, tetap berbentuk hewan dan biasanya dijadikan prajurit, pengawal, atau peliharaan. Jika dipikir secara rasional, memang cukup sulit untuk dimengerti oleh otak manusia."
"Naka!" teriak Sun, suara riangnya memecah keramaian, dan semua menoleh ke arahnya, termasuk Daniel. "Apa yang terjadi, Sun?" tanya Jad, raja Hutan Mistik, dengan rasa ingin tahu. "Selalu saja dia menggunakan wujud aslinya untuk menjahiliku tanpa henti!" jawab Sun dengan nada kesal. "Aish, berhenti, Naka!" kata Sun dengan wajah yang memancarkan ketidaksenangan.
Naka, makhluk yang dipanggil, merubah wujudnya dari kucing oranye menjadi manusia dengan kuping di kepalanya. Tapi bukannya menunjukkan penyesalan, Naka justru tertawa puas. Daniel melihat adegan ini dengan campuran antara kebingungan dan penasaran. Dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara Sun dan Naka, dan mengapa Naka tampak begitu senang dengan tingkahnya. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya, membiarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Jad menahan tawanya saat melihat wajah kesal dari Sun. "Dia masih anak kecil, Sun. Tidak apa-apa," seru Elard, mencoba meredakan ketegangan. Sun menghela nafas panjang, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. "Tapi dia selalu saja..." katanya, sebelum terdiam, mengakui bahwa Naka memang hanya seorang anak kecil.
.·:¨¨ ≈☆≈ ¨¨:·.
Keesokan harinya, Daniel dan Zergas melanjutkan perjalanan mereka. Namun, tiba-tiba Zergas mencegat Daniel yang sudah berada di depannya. "Apa kau pernah naik kucing?" tanya Zergas dengan serius. Daniel sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Hah? Naik kucing? Emang ada?" balas Daniel, memperlihatkan kebingungannya.
....
Saat itu, Zergas berubah menjadi kucing besar yang bisa dinaiki. Meskipun terkejut, Daniel masih merasa ragu. "Jadi, ini maksudmu kucing yang bisa dinaiki gitu?" kaget Daniel "Iya, naiklah," ucap Zergas sambil mengangguk. "Ayolah, Daniel. Aku tahu ini terasa aneh, tapi aku akan menjaga agar kamu tetap aman," kata Zergas dengan lembut, mencoba meyakinkan Daniel. Setelah beberapa saat ragu, Daniel memutuskan untuk melangkah maju. Dengan hati yang berdebar, dia naik ke punggung Zergas, maksutnya kucing besar ini.
Saat diperjalanan, Daniel merasa ingin bertanya sesuatu, "Kamu gak capek gendong aku terus?" tanyanya. Zergas menggeleng, "Gak, orang kalo aku udah jadi begini gak ngerasain apa-apa, gapapa."
Hening, tiba-tiba "Udah nyampe," seru Zergas. Kini mereka berada di depan gerbang hutan yang sangat rindang, dihiasi dengan pepohonan besar dan tanaman berduri. Daniel melihat sekeliling dengan penuh kagum, terpesona oleh keindahan alam di sekitarnya. Dia merasa sedikit terkejut bahwa mereka telah tiba di tujuan mereka dengan begitu cepat. "Wow, betapa indahnya tempat ini," ucap Daniel dengan suara terkesan. Zergas mengangguk, "Ya, ini adalah Hutan Selatan, tempat yang paling cocok untuk mencari apa yang kamu butuhkan untuk perjalananmu selanjutnya."
"Kalau yang tadi? tempat kita bertemu namanya hutan apa?" tanyanya "Oh, kalau itu Hutan Barat, maka nya panas banget tadi pagi" jawab Zergas "Oh, hampir aja lupa, disini bahaya nya banget karena ada sarang ular banyak tapi plusnya disini apapun yang kamu cari bakal ketemu termasuk jalan pulangmu" lanjut zergas.
....
"Gas, boleh bawa bunga ini gak?" tanya Daniel sambi memperlihatkan setangkai bunga berwarna putih bercampur biru, "Silakan," jawab Zergas "Makasi."
.·:¨¨ ≈☆≈ ¨¨:·.
Thursday, 2 May 2024
myth during the crescent moon (𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 𝗟𝗢𝗡𝗚 𝗧𝗘𝗞𝗦)
Kepala prajurit menghela nafas dengan frustrasi, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, Anda dapat pergi. Saya akan menyelidiki laporan ini lebih lanjut," kata kepala prajurit dengan suara yang agak reda. Riki memberikan salam hormat dan meninggalkan tempat itu dengan langkah tegap. Meskipun ia menyadari bahwa tindakannya mungkin akan berdampak pada dirinya, ia tetap yakin bahwa ia telah melakukan yang benar dengan melaporkan apa yang ia lihat.
Riki hampir menutup pintu ruangan pertemuan antar prajurit ketika ia tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran Jungwon, pelayan pribadi Pangeran Jaeyun. Matanya membulat kaget dan ia sedikit terhenti dalam gerakannya. Jungwon berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang serius, memancarkan aura keteguhan dan keputusan. "Prajurit Riki," ucapnya dengan suara yang tenang namun tegas. "Saya perlu berbicara dengan Anda sebentar mengenai laporan yang Anda sampaikan."
Riki menatap Jungwon dengan penuh keheranan, tidak terbiasa dengan intervensi dari seorang pelayan dalam urusan militer. Namun, ia tidak berani menolak permintaan Jungwon karena ia tahu bahwa kedudukan Jungwon sebagai pelayan pribadi Pangeran Jaeyun memberinya otoritas yang tak terbantahkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan Pangeran.
︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Kepala prajurit memasuki ruang kerja Raja Sim dengan langkah mantap. Raja Sim duduk di singgasananya, wajahnya menunjukkan ekspresi yang serius dan tegas. Begitu kepala prajurit mengucapkan salam hormat, Raja Sim mengangguk singkat sebagai tanda persetujuan untuk melanjutkan. "Demi apa kau mengganggu ketenangan ini?" tanya Raja Sim dengan suara yang tenang namun penuh dengan otoritas. Kepala prajurit menatap Raja Sim dengan serius. "Saya datang untuk melaporkan sesuatu yang penting, Raja," jawabnya dengan tegas. "Prajurit magang, Riki, telah melaporkan bahwa Pangeran Jaeyun kembali ke kerajaan bersama seorang pria yang bernama Pangeran Sunghoon." Raja Sim mendengarkan dengan seksama, namun ekspresinya tetap tak berubah. Namun, saat nama "Pangeran Sunghoon" disebutkan, ada kilatan kejutan singkat di matanya. Meskipun ia mencoba untuk menyembunyikan reaksinya, kepala prajurit dapat melihat bahwa Raja Sim tidak asing dengan nama tersebut. "Dapatkah kau memberikan deskripsi lebih lanjut tentang pria itu?" tanya Raja Sim dengan suara yang tenang namun penuh perhatian. Kepala prajurit memberikan deskripsi singkat tentang Pangeran Sunghoon, menjelaskan bahwa ia adalah pangeran dari kerajaan tetangga yang dikabarkan diasingkan karena kutukan yang diduga diturunkan dari leluhurnya. Raja Sim mendengarkan dengan serius, merenungkan informasi yang baru saja ia terima. Setelah mendengarkan laporan tersebut, Raja Sim berpikir sejenak sebelum akhirnya memberikan perintah. "Lanjutkan penyelidikanmu terhadap kedatangan Pangeran Jaeyun dan Pangeran Sunghoon. Beritahukan saya segera jika ada perkembangan lebih lanjut," ucapnya dengan suara yang mantap. Kepala prajurit memberikan salam hormat dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Raja Sim dalam pikirannya yang dalam.
Saat kepala prajurit pergi, suasana ruangan menjadi hening. Namun, tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan dua sosok muncul di ambang pintu: Pangeran Jaeyun dan Pangeran Sunghoon. Kehadiran mereka mengundang pandangan kaget dari Raja Sim, yang tidak mengharapkan kedatangan mereka pada saat itu.
Saat Pangeran Jaeyun dan Pangeran Sunghoon tiba-tiba muncul di ruangan, Raja Sim berpura-pura kaget. Ia mengalihkan pandangannya sebentar seolah tidak mengenali mereka, lalu dengan cepat bergerak mendekati Jaeyun dan memeluknya. Jaeyun terkejut dengan reaksi ayahnya yang tiba-tiba ini, sebab sebelumnya Raja Sim selalu menolak mentah-mentahnya. Namun, dalam kejutan itu, ia merasa hangat oleh pelukan ayahnya.
Sementara itu, Sunghoon yang melihat adegan tersebut merasa ada yang tidak beres. Ia merasa ada ketidakcocokan antara sikap Raja Sim yang pura-pura kaget dengan perilaku hangatnya terhadap Jaeyun. Meskipun begitu, wajah Raja Sim menarik perhatiannya, membuatnya merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya.
Raja Sim melepaskan pelukannya pada Jaeyun dan menatapnya dengan tulus. "Jaeyun, Ayah sangat merindukanmu," ucapnya dengan suara yang penuh emosi. "Ayah senang kau kembali." Jaeyun tersenyum ragu-ragu, masih terkejut dengan sikap ayahnya yang baru. Namun, ia merasa hangat oleh kata-kata dan pelukan Raja Sim. "Aku juga merindukanmu, Ayah," jawabnya dengan lirih. Sunghoon melihat interaksi antara Jaeyun dan Raja Sim dengan rasa haru. Meskipun ia masih bingung dengan sikap pura-pura kaget Raja Sim, ia merasa senang melihat hubungan hangat antara ayah dan anak itu.
︶꒦꒷♡꒷꒦︶
-qfs