Monday, 29 April 2024

R.A KARTINI

 Peringantan hari Kartini didasari untuk mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa Indonesia terutama untuk kaum wanita. Pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.


Raden Ajeng Kartini atau yang biasa dikenal sebagai R. A. Kartini merupakan sesosok wanita tangguh yang mendasari adanya emansipasi wanita di Indonesia. Beliau lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Kartini yang dari kecil merasa tidak bebas untuk menentukan pilihannya dan juga merasa diperlakukan berbeda dengan saudara maupun teman-teman prianya karena terlahir sebagai seorang wanita, serta merasa kurang adil dengan kebebasan teman-teman wanitanya yang berada di luar negeri khususnya dengan para wanita Belanda. Hal tersebut menumbuhkan keinginan dan tekad di dalam hati Kartini untuk menjadikan para wanita di Indonesia juga mempunyai persamaan derajat yang sama dengan laki-laki, bahwa setiap wanita juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan. Demi mewujudkan keinginannya tersebut, Kartini mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang. Melalui sekolah gratis tersebut  diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Sekolah gratis yang didirikan oleh kartini tersebut kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di berbagai tempat lain, seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Perjuangan dan tekad Kartini untuk menyamakan derajat kaum wanita dengan kaum pria telah membuahkan hasil, yaitu dibuktikan dengan berkembangnya sekolah-sekolah untuk wanita, namun tidak seindah dengan hasil yang telah ia capai, Kartini sakit-sakitan dan wafat setelah melahirkan putra pertamanya yaitu pada usia 25 tahun, tanggal 17 September 1904.


Semasa hidupnya, Kartini sering menulis surat-surat yang ditujukan kepada para sahabatnya di Belanda, yang berisi tentang keinginan Kartini untuk melepaskan kaum wanita di Indonesia dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya. Kumpulan surat-surat itu, kemudian dijadikan buku yang berjudul Door Duistermis tox Licht, “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Beberapa kutipan yang berasal dari buku tersebut yaitu:


“Tahukah engkau semboyanku? “Aku mau!” Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”


” Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. kehidupan manusia serupa alam” (Kartini – Habis Gelap Terbitlah Terang)


Berdasarkan kutipan di atas, dalam hidup ini kita harus selalu berpikir positif, menyugesti diri kita bahwa kita mampu untuk mengalahkan rasa susah, berat, dan takut yang berada dalam diri kita, yakin bahwa kita bisa. Setiap hal baik dan hal buruk pada dasarnya semua akan berlalu, di setiap ada kesusahan pasti akan ada kemudahan, maka dari itu jangan menyerah dan jangan berputus asa dalam menggapai cita-cita. Meskipun terkadang akal kita berkata untuk menyerah, namun harapan kita selalu berkata untuk mencobanya lagi.


Dalam rangka memperingati hari Kartini ini, marilah kita teruskan perjuangan dan cita-cita R.A. Kartini dengan cara-cara yang positif, salah satunya dengan mengup-grade diri menjadi pribadi yang berpendidikan dan berkelas baik itu dalam lingkup keseharian ataupun sosial.Apa sih sebenarnya hari Kartini itu? Mengapa harus ada peringatan hari Kartini? Apakah setiap hari Kartini itu hanya sebatas diperingati dengan memakai pakaian kebaya?


Peringantan hari Kartini didasari untuk mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa Indonesia terutama untuk kaum wanita. Pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.


Raden Ajeng Kartini atau yang biasa dikenal sebagai R. A. Kartini merupakan sesosok wanita tangguh yang mendasari adanya emansipasi wanita di Indonesia. Beliau lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Kartini yang dari kecil merasa  tidak bebas untuk menentukan pilihannya dan juga merasa diperlakukan berbeda dengan saudara maupun teman-teman prianya karena terlahir sebagai seorang wanita, serta merasa kurang adil dengan kebebasan teman-teman wanitanya yang berada di luar negeri khususnya dengan para wanita Belanda. Hal tersebut menumbuhkan keinginan dan tekad di dalam hati Kartini untuk menjadikan para wanita di Indonesia juga mempunyai persamaan derajat yang sama dengan laki-laki, bahwa setiap wanita juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan. Demi mewujudkan keinginannya tersebut, Kartini mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang. Melalui sekolah gratis tersebut  diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Sekolah gratis yang didirikan oleh kartini tersebut kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di berbagai tempat lain, seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Perjuangan dan tekad Kartini untuk menyamakan derajat kaum wanita dengan kaum pria telah membuahkan hasil, yaitu dibuktikan dengan berkembangnya sekolah-sekolah untuk wanita, namun tidak seindah dengan hasil yang telah ia capai, Kartini sakit-sakitan dan wafat setelah melahirkan putra pertamanya yaitu pada usia 25 tahun, tanggal 17 September 1904.


Semasa hidupnya, Kartini sering menulis surat-surat yang ditujukan kepada para sahabatnya di Belanda, yang berisi tentang keinginan Kartini untuk melepaskan kaum wanita di Indonesia dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya. Kumpulan surat-surat itu, kemudian dijadikan buku yang berjudul Door Duistermis tox Licht, “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Beberapa kutipan yang berasal dari buku tersebut yaitu:


“Tahukah engkau semboyanku? “Aku mau!” Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”


” Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. kehidupan manusia serupa alam” (Kartini – Habis Gelap Terbitlah Terang)


Berdasarkan kutipan di atas, dalam hidup ini kita harus selalu berpikir positif, menyugesti diri kita bahwa kita mampu untuk mengalahkan rasa susah, berat, dan takut yang berada dalam diri kita, yakin bahwa kita bisa. Setiap hal baik dan hal buruk pada dasarnya semua akan berlalu, di setiap ada kesusahan pasti akan ada kemudahan, maka dari itu jangan menyerah dan jangan berputus asa dalam menggapai cita-cita. Meskipun terkadang akal kita berkata untuk menyerah, namun harapan kita selalu berkata untuk mencobanya lagi.


Dalam rangka memperingati hari Kartini ini, marilah kita teruskan perjuangan dan cita-cita R.A. Kartini dengan cara-cara yang positif, salah satunya dengan mengup-grade diri menjadi pribadi yang berpendidikan dan berkelas baik itu dalam lingkup keseharian ataupun sosial. (Kompas.com)

0 comments:

Post a Comment